Perbedaan Hasil Pemeriksaan BTA dan GeneXpert Pada Pasien Suspek Tuberkulosis Di RSUD Wangaya Kota Denpasar

Authors

  • I Gede Agung Purwa Dirja Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali Author
  • Anak Agung Ayu Eka Cahyani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali Author
  • Putu Ayu Parwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali Author

DOI:

https://doi.org/10.70420/tentiro.v2i1.144

Keywords:

Genexpert, mycobacterium tuberculosis, BTA

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan masih menjadi masalah kesehatan global. Metode pemeriksaan tuberkulosis umumnya menggunakan BTA dan GeneXpert. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan BTA dan GeneXpert pada pasien suspek tuberkulosis di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain comparative research, melibatkan 50 sampel yang dirujuk untuk pemeriksaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada salah satu sampel ditemukan hasil negatif pada BTA sedangkan positif pada GeneXpert. Hasil uji Wilcoxon diperoleh  p-value sebesar 0,004, yang berarti terdapat perbedaan antara hasil pemeriksaan BTA dangan hasil GeneXpert pada pasien suspek tuberkulosis di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Hal ini menunjukkan semakin banyak positif hasil sputum BTA, semakin tinggi pula hasil positif pada pemeriksaan GeneXpert. Hasil pemeriksaan sputum BTA didapatkan negatif namun memberikan hasil yang positif di pemeriksaan dengan metode GeneXpert. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan metode diagnosis tuberkulosis yang lebih efektif dan efisien, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini penyakit ini.

References

Ariani. (2014). Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Nuha Medika.

Codlin, A. J.-H. (2011). Gender Differences in Tuberculosis Notification in Pakistan. The Amer ican Journal of Tropical Medicine and Hygiene .10-07. Journal of Tropical Medicine and Hygiene , 85, 514–517.

Dinkes Provinsi Bali. (2023). Materi Workshop tuberkulosis. Bali: bit.ly/MateriWSLabBali2023.

Elbrolosy, A. E. (2021). Diagnostic utility of geneXpert MTB/RIF Assay Versus Conventional Methods of diagnosis of Pulmonary and exstra-pulmonary Tuberculosis. wrod bank data: BMC Microbiol 21, 144.

Kaur, M. S. (2013). Gender Differences in Health Care Seeking Behavior Of Tuberculosis Patients in Chandi garh. Indian Journal of Tuberculosis. Journal of Tuberculosis, 60, 217–222.

Kemenkes . (2020). Petunjuk Teknis Pemeriksaan TB. Jakarta: https://tbindonesia.or.id/wp-content/uploads/2020/05/LAB_PETUNJUK-TEKNIS-PEMERIKSAAN-TB-DENGAN-TCM-.pdf.

Kemenkes. (2021). Kementerian Kesehatan RI 2021, Profil Kesehatan Indonesia 2020, Dit.Jend, P2P, Jakarta. Jakarta: https://p2p.kemkes.go.id/.

Kurniawan E, R. F. (2016). Nilai Diagnostik Metode “Real Time” PCR GeneXpert pada TB Paru BTA Negatif. Jurnal Andalas. Jurnal Andalas, Vol 5 (3): 736.

Najwa Azkia Rahma, Z. N. (2023). Analisis Diagnosis Tuberkulosis Paru Pasien Rawat Inap Bulan November 2023 di RSUD Banyumas. Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, Vol.5, No. 3, Juni 2024, hlm 234-242.

Silviani, D. D. (2023). Hubungan Antara Hasil Pemeriksaan Sputum BTA dengan Hasil Resistensi Rifampisin Genexpert MTB/RIF di RSUD Doris Sylvanus. Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/jsm.

Surat Edaran. (2021). Surat Edaran Pemberitahuan Perubahan Alur Diagnosis Dan Pengobatan TB di Indonesia. Jakarta: Kemeskes 2021 HK.02.02/III.1/936/2021.

WHO. (2021). Global Tuberculosis Report 2021, Geneva. Word: https://www.who.int/publications/i/item/9789240037021.

Downloads

Published

2025-07-04

How to Cite

Perbedaan Hasil Pemeriksaan BTA dan GeneXpert Pada Pasien Suspek Tuberkulosis Di RSUD Wangaya Kota Denpasar. (2025). TENTIRO: Jurnal Pendidikan Dan Kesehatan, 2(1), 29-39. https://doi.org/10.70420/tentiro.v2i1.144