PASTORAL EKOLOGIS : MENJAGA CIPTAAN SEBAGAI TANGGUNG JAWAB IMAN

Abstract

Hubungan antara manusia dan alam, dengan fokus pada tanggung jawab manusia untuk merawat ciptaan. Ironisnya, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, seperti pemanasan global, hujan asam, dan penipisan lapisan ozon, yang mengancam keberlanjutan ekosistem dan kehidupan di bumi.   Dalam konteks ini, ekoteologi muncul sebagai kajian yang menekankan amanah yang diberikan Allah kepada manusia untuk menjaga alam semesta. Gereja memiliki peran krusial dalam menumbuhkan kesadaran ekologis dan spiritualitas umat, mengajak mereka untuk menerapkan nilai-nilai Kristiani dalam interaksi dengan alam. Pendekatan pastoral yang berfokus pada isu lingkungan menjadi sangat penting dalam upaya gereja untuk mengatasi krisis ekologi ini.  Pendekatan ini melibatkan beberapa aspek penting, termasuk pertobatan ekologis, yaitu perubahan perilaku manusia terhadap lingkungan sebagai respons atas kerusakan yang diakibatkan oleh dosa. Selain itu, edukasi ekologis juga diperlukan untuk membimbing umat dalam memahami hubungan yang benar dengan Allah, sesama, diri sendiri, dan lingkungan. Terakhir, pembentukan komunitas berbasis ekologi menjadi wujud nyata dari gereja dalam mengkontekstualisasikan Injil dengan isu-isu lingkungan, melalui tindakan seperti reboisasi, pengelolaan sampah, dan dukungan terhadap produk ramah lingkungan.   Dengan demikian, teks ini menekankan perlunya perubahan paradigma dalam memahami hubungan manusia dengan alam, dari eksploitasi menjadi pemeliharaan yang bertanggung jawab, yang diwujudkan melalui peran aktif gereja dalam mengedukasi, membimbing, dan menggerakkan umat untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian integral dari iman dan ibadah.